Organisasi Pakta Warsawa

Rahmad Ardiansyah

Pakta Warsawa merupakan aliansi negara – negara Blok Timur di Eropa Timur. Tujuan didirikannya Pakta Warsawa adalah mengorganisasikan negara – negara komunis untuk bersiap menghadapi ancaman militer dari aliansi Blok Barat, yaitu The North Atlantic Treaty Organization (NATO), yang sudah terbentuk lebih dulu pada tahun 1949. Pakta Warsawa terbentuk sebagai reaksi atas bergabungnya Jerman Barat ke dalam NATO pada 1955 berdasarkan Pakta Paris 1954. Namun, tujuan utama didirikannya Pakta Warsawa adalah keinginan Uni Soviet mempertahankan kendali atas kekuatan di Eropa Tengah dan Eropa Timur.

Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khruschev pada tahun 1955 dan ditandatangani di Warsawa pada tanggal 14 Mei 1955. Anggota dari Pakta Warsawa diantaranya Uni Soviet, Bulgaria, Rumania, Jerman Timur, Hungaria, Polandia dan Cekoslovakia.

1. Strategi Pakta Warsawa

Keinginan Uni Soviet untuk mempertahankan pengaruhnya di Eropa Timur dan Eropa Tengah didasarkan pada alasan ideologis dan geostrategis. Secara ideologis, Uni Soviet merebut hak untuk mendefinisikan sosialisme dan komunisme serta bertindak sebagai pemimpin pergerakan sosialis didunia. Konskuensinya, Uni Soviet berhak melakukan tindakan bagi negara – negara sosialis maupun komunis yang menyalahi prinsip – prinsip Doktrin Brezhnev. Secara geostrategis, Uni Soviet berusaha mempertahankan wilayah Eropa Timur dan Tengah atas penginvasian Eropa Barat seperti pada masa pemerintahan Nazi pada tahun 1941. Invasi yang dilakukan Hitler sangat brutal sehingga membuat Uni Soviet sangat menderita di berbagai bidang.

2. Runtuhnya Pakta Warsawa

Keruntuhan Pakta Warsawa disebabkan beberapa sebab, diantaranya :

  • Pakta ini berperan sebagai sandaran bagi rezim komunis Eropa Timur yang tidak populer. Dukungan rakyat terhadap sistem komunisme kecil sekali. 
  • Berkuasanya orang – orang nonkomunis di negara – negara anggota Uni Soviet membuat Pakta Warsawa semakin melemah. 
  • Meskipun Uni Soviet menginginkan Pakta Warsawa tetap berdiri. Namun, ancaman runtuhnya Pakta Warsawa ternyata berasal dari dalam organisasi sendiri. Negara – negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa takut akan terjadinya serangan dari Uni Soviet. 
  • Moskwa sendiri meninggalkan Pakta tersebut. Hal ini dipicu oleh kesulitan – kesulitan ekonomi akibat ketidakmampuan menanggung beban pengeluaran militer yang berlebihan. Menteri luar Negeri Eduard Shevardnadze misalnya, pernah menyimpulkan Eropa Timur telah menjadi beban bagi Moskow.

Di luar hal tersebut, ada beberapa alasan lain yang melemahkan Pakta Warsawa, diantaranya :

  • Muncul dan semakin kuatnya gerakan Solidaritas di Polandia yang berhasil melakukan pemilihan umum yang bebas di negara tersebut pada tahun 1989. Dalam pemilihan tersebut, Solidaritas menang melawan Partai Komunis. 
  • Runtuhnya Tembok Berlin pada 1989. 
  • Tersingkirnya Partai Komunis Cekoslovakia. 
  • Jatuhnya pemimpin komunis Bulgaria Todor Zhivkov. 
  • Jatuhnya pemimpin komunis Rumania Nicolae Ceaucescu. 
  • Lemahnya koordinasi dan kesatuan diantara negara – negara komunis. 
  • Republik – republik yang membentuk Uni Soviet menuntut hak memisahkan diri dan hal tersebut meningkatkan permusuhan.

Dengan merujuk pada situasi – situasi tersebut, para menteri luar negeri dan pertahanan negara – negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa mengadakan pertemuan pada tanggal 25 Februari 1991 di Hungaria guna mengakhiri pakta tersbeut. Pada tanggal 1 Juli 1991, Pakta Warsawa secara resmi berakhir yang berbarengan dengan gelombang revolusi demokratis di Eropa Timur dan bubarnya Uni Soviet pada tahun yang sama.

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah