Sejarah Lahirnya Agama Buddha

Rahmad Ardiansyah

Agama Buddha lahir di India pada sekitar abad ke 5 SM. Agama Buddha lahir atas reaksi adanya sistem kasta pada agama Hindu. Ada juga yang menyebutkan lahirnya agama Buddha merupakan protes atas golongan Brahmana yang dianggap terlalu istimewa dibandingkan kasta lain. Kasta Brahmana dianggap berlebihan dalam melakukan upacara peribadatan dengan bermacam – macam sesaji sehingga memberatkan rakyat. Oleh karena itu dalam agama Buddha tidak dikenal adanya sistem kasta. Menurut agama Buddha manusia memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan asalkan ia mampu mengendalikan dirinya hingga terbebas dari samsara / sengsara (penderitaan di dunia).

Para penganut Buddha percaya bahwa tujuan hidup manusia adalah menghentikan reinkarnasi, karena reinkarnasi merupakan penderitaan yang bersifat sementara. Sedangkan penderitaan penderitaan sebenarnya adalah dilahirkan terus menerus dalam reinkarnasi atau selalu dilahirnkan kembali ke dunia. Agama Buddha lahir di Nepal yang kemudian menyebar ke wilayah India hingga ke seluruh Asia. Hingga kini wilayah – wilayah yang mayoritas memeluk agama Buddha diantaranya Thailand, Kamboja, Singapura, Myanmar dan Taiwan.

Kelahiran Agama Buddha

Agama Buddha dibawa oleh Sidharta Gautama (563-486 SM). Sidharta Gautama merupakan anak dari Raja Suddhodhana dari kerajaan Kosala di Kapilawastu. Praktis Sidharta Gautama masuk dalam kasta Ksatria di agama Hindu. Semenjak kecil Sidharta Gautama hidup di istana dengan segala kemewahan dan perlindungan ayahnya. Ia tidak pernah menemui orang tua, sakit maupun penderitaan – penderitaan duniawi. Setelah keluar dari istana barulah ia mengetahui bahwa dalam kehidupan pasti terjadi tua, sakit dan mati. Kemudian ia mendapat kesimpulan bahwa kehidupan nyata pada hakekatnya adalah kesengsaraan yang tak dapat dihindari. Selanjutnya ia memutuskan menjadi pertapa. Pada perkembangannya ia mendapat kesimpulan bahwa bertapa tidak ada artinya, lalu ia pun mencari jalan tengah (majhima patipada) yaitu sebuah kompromis antara kehidupan foya – foya yang terlalu memuaskan hawa nafsu dan kehidupan bertapa yang menyiksa diri.

Selanjutnya ia pergi meninggalkan istana Kapilawastu dan menuju tengah hutan di Bodh Gaya. Sesampainya di hutan, ia bertapa dibawah pohon (semacam pohon beringin). Ia kemudian berjanji pada dirinya sendiri tidak akan meninggalkan posisinya hingga mendapat kebenaran dan akhirnya pada perkembangannya ia mendapatkan bodhi atau semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna pada usia 35 tahun. Pohon tersebut kemudian dikenal dengan nama pohon bodhi.

Sejak saat itu, Sidharta Gautama dikenal dengan nama sang Budha yang berarti yang disinari. Peristiwa tersebut berlangsung pada tahun 531 SM di usia Sidharta Gautama yang ke 35 tahun. Wejangan pertama kali ia sampaikan di Taman Rusa di Desa Sarnath.

Agama Buddha

Dalam Agama Buddha, manusia lahir berkali – kali (reinkarnasi). Hidup adalah samsara, menderita, dan tidak menyenangkan. Dalam ajaran agama Buddha, hidup manusia dianggap menderita karena adanya tresna atau cinta, yaitu cinta akan kehidupan. Penderitaan yang dialami manusia akan berakhir ketika manusia menindas tresna melalui delapan jalan (astawida) yaitu pemandangan (ajaran) yang benar, niat atau sikap yang benar, perkataan yang benar, tingkah laku yang benar, penghidupan (mata pencaharian) yang benar, usaha yang benar, perhatian yang benar, dan semadi yang benar.

Pada perkembangannya setelah 100 tahun meninggalnya Sang Budha, agama Buddha terpecah menjadi dua aliran yaitu Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana. Buddha Hinayana memiliki sifat tertutup yaitu setiap orang hanya dapat mengejar pembebasan dari samsara untuk dirinya sendiri. Sedangkan Buddha Mahayana mempunyai sifat terbuka dimana setiap manusia berhak menjadi penganut Buddha serta dapat membebaskan dirinya dan orang lain dari samsara.

Agama Buddha baik Hinayana maupun Mahayana menggunakan Kitab
Tripitaka. Dalam Kitab Tripitaka terdapat ajaran dan sabda sang Buddha
yang kemudian dijadikan pedoman hidup bagi penganut Buddha. Kitab
Tripitaka sendiri terdiri dari 3 buku yaitu Sutta-Pitaka yang berisi
Khotbah dari sang Budha, Vinaya Pitaka yang berisi peraturan dan tata
tertip bagi para biksu dan Abhidhamma Pitaka yang berisi ajaran hukum
metafisik dan psikologik. Dalam agama Buddha terdapat 4 hari keagamaan
yaitu Waisak, Kathina, Asadha dan Magha Puja.Walaupun keempatnya
merupakan hari besar, namun di Indonesia hanya dikenal hari raya Waisyak
saja.

Perkembangan Agama Buddha

Agama Buddha mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Raja Ashoka (273-232 SM) yang menetapkan ajaran agama Buddha sebagai agama negara. Pada zaman tersebut banyak dibangun bangunan – bangunan keagamaan seperti stupa dan tugu yang terkenal dengan nama Tiang – Tiang Ashoka.

 Tempat Suci Agama Buddha

  • Taman Lumbini di Kapilawatu
    Taman Lumbini merupakan tempat kelahiran Sang Budha
  • Bodh Gaya
    Bodh Gaya merupakan tempat Sang Budha mendapatkan penerangan, kesadaran atau bodhi.
  • Samath
    Samath merupakan tempat Sang Budha pertama kali memberikan ajaran kepada pengikutnya
  • Kucinagara
    Kucinagara merupakan tempat Sang Budha wafat pada tahun 482 SM

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah