Dampak kebijakan Perestroika bagi Uni Soviet

Rahmad Ardiansyah

Perestroika lahir karena perkembangan dunia yang semakin cepat terutama dalam bidang teknologi dan ekonomi yang tidak mampu diikuti oleh sistem politik otokrasi dan ekonomi sentralisasi ala Stalin di Uni Soviet. Selama hampir 70 tahun pola sentralisasi dan otokrasi berjalan di Uni Soviet sehingga berimbas bagi negara Uni Soviet yang tertinggal dari negara – negara kapitalis lain. Uni Soviet hanya unggul dalam kemiliteran dan teknologi luar angkasa sedangkan dalam bidang yang bersentuhan langsung dengan rakyat seperti ekonomi dan politik, Uni Soviet tertinggal. Akibatnya, Uni Soviet mengalami krisis berkepanjangan sejak rezim Stalin.

Melihat keadaan yang seperti ini, Gorbachev dengan semangat reformasinya mengeluarkan kebijakan – kebijakan untuk mengubah sistem lama yang dikenal dengan Perestroika, Glasnost dan Demokratisasi. Perestroika bertujuan mengembangkan suatu model sosialisme baru yang menggantikan sistem ekonomi lama pada razim Stalin yang dikenal dengan model ekonomi Stalin. Model ekonomi Stalin sebagai sebuah sistem ekonomi komando dan bukan mengandalkan kekuatan pasar sebagai penentu. Akibatnya, perekonomian Uni Soviet selama menggunakkan model ekonomi Stalin mengalami kemerosotan, terjadinya kemiskinan di kalangan pekerja dan ketidak adilan sebab pada prakteknya menggunakan kekerasan, menyita seluruh produksi petani tanpa kompensasi.

Terdapat 5 prinsip dasar Perestroika, diantaranya

  • Penyitaan sistem sentralisasi yang bertujuan nasionalisasi
    Gorbachev memandang bahwa dominasi negara dalam sektor pertanian perlu dikurangi dalam hal ini yaitu dengan memberlakukan Gosplan yaitu melakukan perubahan struktural dan mengisi bagian – bagian baru dalam Perencanaan Ekonomi Negara (Gosplan), Kementrain Perdagangan Luar Negeri, Keuangan, perminyakan, dan perluasan lahan.
  • Peningkatan produksi pertanian dengan cara mekanisme dan perluasan lahan
    Guna menanggulangi kegagalan panen pada tahun 1984, Gorbachev menggunakan kombinasi mekanisme yang disertai dengan perluasan lahan. Daerah – daerah yang subur seperti distrik Abasha di Georgia dan distrik Andigon seluas 1300 hektar dibuka menjadi lahan pertanian.
  • Peningkatan produktivitas pekerja
    Pada tanggal 16 Mei 1985, Gorbachev mengeluarkan surat putusan yang memerintahkan pengurangan besar – besaran terhadap tempat – tempat yang menjual minuman keras selama jam kerja, waktu penjualannya dipersingkat serta ditingkatkannya batasan usia yaitu diatas 21 tahun yang diperbolehkan membeli minuman keras. Upaya ini kemudian memperoleh dukungan dari manajer industri yang menyadari dampak dari alkohol terhadap produktifitas kerja. Sebab kecanduan alkhol sampai pada warga negara kelas para pekerja.
  • Perbaikan prasarana teknlogi industri
    yaitu dengan diterapkannya sistem manajemen baru dan modernisasi yang selanjutnya dilegalkan dalam pleno komite sentral pada tahun 1987 yang mencakup
    • Pemberian kebebasan dalam pengelolaan perusahaan dengan menerapkan ongkos produksi dan laba rugi, serta system penggajian sesuai dengan kerja dan dinamika hubungan kerja.
    • Pengubahan sistem ekonomi terpusat dan desentralisasi
    • Penentuan harga, biaya dan perkreditan serta penggunaan teknologi dan ukuran kualitas yang ditentukan oleh semacam mekanisme pasar bebas.
    • Menggantikan sistem komando terpusat ke sistem manajemen demokratis, menciptakan mekanisme memperkuat potensi individu.
  • Peningkatan produksi, pertumbuhan industri dan mutu barang – barang konsumsi
    Upaya ini dimaksudkan agar dalam hal science dan teknologi di Uni Soviet mengalami kemajuan dan mampu mengimbangi standar kualitas internasional. Penggunaan dan penemuan IPTEK diarahkan pada bidang – bidang yang berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat yaitu bidang industri dan pertanian. Disisi lain Gorbachev juga menerapkan kenaikan gaji bagi para ilmuan dan menaikkan anggaran pada sektor pengembangan IPTEK.

Reformasi Ekonomi yang Dilakukan oleh Gorbachev

Sektor industri Uni Soviet memiliki ciri diantaranya

  • Mementingkan pada hasil atau Val
  • Tidak efisien atau hemat bahan baku
  • Semua dari dan untuk pemerintah dengan kata lain menggunakan anggaran pemerintah

Para manajer lebih mementingkan mengejar target kotor dari pada laba, mereka tidak berfikir tentang biaya produksi karena kesemuanya ditanggung pemerintah baik rugi maupun laba. Kondisi ini membuat rakyat tidak terdorong untuk bekerja maksimal, kreatif dan inovatif serta tidak mendorong penghematan bahan baku. Disisi lain inovasi tidak terjadi karena adanya sistem komando. Inovator – inovator dianggap tidak dihargai karena adanya Val (target kotor) dan mereka tidak suka terhadap pelatihan – pelatihan SDM dan penggantian mesin – mesin.

Pada reformasi yang dicanangkan Gorbachev, industri memiliki hak untuk memperoleh laba, membeli dan menjual bahan baku dalam harga borongan dan membuat kontrak dengan pembeli potensial. Sehingga perusahaan – perusahaan Uni Soviet akan beroprasi pada kontrak permintaan yang ditentukan bukan memenuhi target kotor (Val) seperti pada era sebelumnya.

Sektor Pertanian

Gorbachev memiliki usulan menyewakan ladang kepada keluarga petani dalam jangka waktu 50 tahun. Sistem sewa dapat memberikan keluwesan pada pemanfaatan lahan seperti pada jenis tanaman, sehingga akan didapatkan produksi petani yang mampu memenuhi kebutuhan pasar.

Tingkat Keberhasilan Reformasi Ekonomi

Ketika Gorbachev mengumumkan perestroika pada bulan Juli 1987, ia menggambarkannya sebagai perombakan radikal manajemen ekonomi. Itulah resep yang akan membawa Uni Soviet pada kemakmuran setelah rezim kediktatoran proletariat. Selain itu Gorbachev menghendaki adanya perombakan yang harus berjalan pada rel pertumbuhan ekonomi sehingga tidak ada alasan mengorbankan kepentingan rakyat untuk kepentingan pribadi. Agar perombakan tidak berjalan serampangan, maka Gorbachev membentuk komite perombakan ekonomi yang dipimpin oleh Leonid I Albakin. Komite ini bertanggung jawab atas pencanangan dan pemantauan setiap pengembangan dan pelaksanaan peretroika.

Namun, kenyataan tak sesuai dengan impian, sebab ternyata rakyat Uni Soviet malah lebih menderita. Hal tersebut terlihat pada jejak pendapat yang dilakukan oleh Pusat Riset Opini Publik Nasional (PROPN) pada November 1989 yaitu sebanyak 52% responden memilih pilihan bahwa perekonomian Uni Soviet menurun sejak 2 – 3 tahun pelaksanaan peretroika. Menurut 86% responden bahwa suplai makanan dan konsumsi di Uni Soviet makin langka. Sedangkan dalam The Washington Post, menilai bahwa ekonomi Uni Soviet cenderung memburuk.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan perestroika terhambat yaitu :

  • Sedikitnya persediaan makanan dan bahan bakar
  • Tingginya kebutuhan konsumsi yang tidak terjangkau pada masyarakat dengan penghasilan sekitar $300
  • Adanya kejahatan yang terorganisir dan ekonomi bayangan (pasar gelap)
  • Ketidakbecusan pejabat, korupsi merajalela
  • Akan adanya kudeta dari golongan yang tidak menyukai Gorbachev

Akan tetapi rakyat tidak menyalahkan Gorbachev akan kegagalannya, mereka lebih menyalahkan birokrasi yang menghambat jalannya pembangunan ekonomi. Dalam rangka mengatasi hambatan dan memperbaiki ekonomi, Gorbachev menghapus sistem kontrol harga dan memperkenalkan sistem pasar bebas. Akan tetapi hal ini berimbas pada melambungnya harga sehingga memaksa pemerintah kembali kepada sistem kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa Gorbachev kesulitan dalam mengatasi permasalahan ekonomi di Uni Soviet. Dapat dikatakan perestroika berjalan lambat dan tidak sesuai rencana. Hal ini karena masyarakat Rusia tidak dapat menerima reformasi birorkasi lama masih berlaku. Para buruh sudah terbiasa dengan sistem egaliter dan curiga pada reformasi yang dirancang pemerintah dan lebih menyukai sistem yang sentralistik.

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah