Sejarah Bangsa Arya dan Bangsa Dravida Peradaban India Kuno

Rahmad Ardiansyah

Peradaban India kuno berkembang di dua sungai besar di India yaitu Sungai Indus dan Gangga. Kedua sungai ini membawa endapan lumpur yang membawa kesuburan di lembah sungai sehingga menarik perhatian bangsa disekitarnya. Berikut adalah penjelasan kedua sungai tersebut.

Peradaban Bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus

Antara 3000 dan 2000 SM, di wilayah Sungai Shindu (Indus) tinggallah bangsa – bangsa yang peradabannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria di daerah Sungai Eufrat dan Tigris. Sisa – sisa kebudayaan India banyak ditemukan di wilayah Lembah Sungai Indus terutama di seitar kota Harappa di Punjab dan di sebelah utara Karachi. Bahkan disekitar wilayah tersebut telah ditemukan sebuah kota yang dinamakan Mohenjodaro. Orang – orang di wilayah terebut memiliki rumah yang berdinding tebal dan bertangga. Penduduk India pada zaman itu menyebutnya sebagai Bangsa Dravida.

Bangsa Dravida awalnya hidup diseluruh India, namun pada perkembangannya mereka berpindah ke selatan membentuk pemerintahan sendiri karena di wilayah utara mereka menjadi orang taklukkan bangsa lain. Bangsa Dravida memiliki perawakan berkulit hitam, berhidung pipih, fisik yang kecil dan berambut keriting.

India merupakan salah satu tonggak peradaban tertua di dunia yang dikenal dengan situsnya di sekitar lembah Sungai Indus. Dari penemuan fosil – fosil, nampak adanya dua tipe penduduk. Pertama merupakan penduduk asli dengan ciri, memiliki kulit gelap, kecil dan pendek, hidung lebar dan pesek dengan bibir tebal. Suku yang kedua adalah suku mediteranian yang memiliki hubungan erat dengan orang – orang masa pradinasti di Mesir, Arab dan Afrika Utara. Ciri fisik suku kedua ini diantaranya memiliki kulit lebih terang, hidung mancung, dan bermata lebar. Orang – orang ini melakukan migrasi karena daerah lembah sungai Indus dianggap sebagai daerah subur yang sangat baik untuk pertanian. Kemudian datanglah Bangsa Arya, bangsa pendatang yang memiliki kemampuan tinggi dalam berperang.

Kedatangan Bangsa Arya

Diperkirakan sekitar 2000 dan 1000 tahun yang lalu, Bangsa Arya datang dari wilayah utara India yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran. Bangsa Arya datang ke India melalui jurang – jurang di pegunungan “Hindu Kush“. Bangsa Arya serumpun dengan bangsa – bangsa yang ada di Eropa seperti bangsa Jerman, Romawi dan Yunani serta bangsa – bangsa lain di Asia. Mereka tergolong dalam ras Indo Jerman. Kedatangan bangsa Arya pertama kali yaitu ke Sungai Shindu yang saat itu masih subur. Disanalah terjadi pertemuan antara Bangsa Arya dan Dravida selaku penghuni lama Sungai Shindu.

Keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok baik dari warna kulit, fisik, serta kehidupan keseharian. Bangsa Arya memiliki fisik yang sempurna dengan kulit putih, berbadan tegap serta hidung yang melengkung sedikit. Bangsa Arya unggul dalam hal peperangan, hal ini menjadikan Arya mampu menaklukkan Dravida di India. Sedangkan Bangsa Dravida memiliki kulit hitam dengan postur tubuh yang lebih pendek daripada Bangsa Arya. Berkat pertemuan ini terjadi peleburan kebudayaan Dravida dan Arya yang membentuk kebudayaan India yang kita ketahui di masa kini.

Kedatangan bangsa Arya di India sangat dimungkinkan terjadi peperangan. Bangsa Arya adalah bangsa nomaden (pengembara). Mereka hidup dengan beternak sehingga pada perkembangannya mereka sangat menjunjung lembu dan kuda dalam agama Hindu, berbeda dengan Dravida yang mengandalkan hidupnya dengan bercocok tanam di sekitar Sungai Shindu. Bangsa Arya bisa dikatakan lebih primitif daripada Dravida karena bangsa Arya belum mengenal patung – patung dewa sedangkan Dravida sudah mengenalnya.

Baca Juga : Sejarah Peradaban Kuno Mohenjodaro dan Harappa

Ciri – Ciri Fisik Bangsa Arya dan Dravida

Bangsa Dravida

  • Berwarna kulit hitam
  • Postur tubuh pendek
  • Bentuk hidung pesek
  • Berambut keriting dan berbola mata coklat
  • Mendiami lembah sungai Indus
  • Bangsa Dravida memiliki kemajuan dalam bidang pertanian, sistem irigasi, hidup menetap, memiliki tata kota yang sudah bagus, memiliki tingkat pegetahuan yang maju dan telah mengenal tulisan dalam bentuk naskah

Bangsa Arya

  • Berkulit putih
  • Berpostur tubuh tinggi
  • Hidung mancung
  • Rambut pirang
  • Bola mata biru
  • Bangsa Arya berasal dari Asia Tengah yang menyebar di wilayah Iran, Mesopotamia dan Eropa Selatan
  • Bangsa Arya menyebar dari Iran melalui pegunungan Hindu Kush dan berhasil sampai di Lembah Sungai Indus serta mendesak bangsa Dravida
  • Bangsa Arya bermata pencaharian penggembala, hidup nomaden, menyukai perang dan hidup dari bangsa yang dikalahkan.
  • Bangsa Arya mengenal kepercayaan brahmanisme atau pemuasan nafsu.

Hasil Kebudayaan Bangsa Dravida

Peradaban Lembah Indus menurut para arkeolog berlangsung di Lembah Sungai Indus sejak 3.000 – 5.000 SM. Zaman ini disebut juga zaman Chalcolithicum. Banyak penemuan – penemuan mulai terkuak pada masa penjajahan Inggris terutama pada kepemimpinan Sir John Marshall yang pernah melakukan penggalian kota yang terpendam di Sungai Indus yaitu Harappa, Mohenjodaro dan Chanhudaro. Penggalian ini dilakukan mulai tahun 1925 di bekas kota Mohenjodaro. Dari penggalian ini kemudian ditemukan diantaranya :

  1. Materai berhuruf yang dianggap sebagai sarana menghindarkan bahaya
  2. Bangunan bekas rumah yang sudah memiliki pintu, menggunakan batu bata yang berukuran sama dan ditemukan pendopo. Ditemukan kolam renang yang dianggap sebagai tempat mensucikan dewi. Ditemukan pula bekas perairan yang sudah tertata rapi, drainase kota, serta alat – alat dari batu dan tembaga. Hal ini membuktikan bahwa bangsa Dravida telah mengenal dan menggunakan api.
  3. Perhiasan mewah berupa kalung, gelang, anting yang terbuat dari emas dan perak. Alat – alat rumah tangga serta permainan anak yang sudah dihiasi dengan seni gambar dan ukir.
  4. Sudah mengenal binatang peliharaan seperti gajah, unta, kerbau dan anjing.

Dari penggalian di Harappa (daerah Punjab, sekitar 600 km ke utara dari kota Mohenjodaro) ditemukan :

  1. Arca dengan kualitas seni tinggi
  2. Ukiran – ukiran kecil terbuat dari terracotta dengan berbagai bentuk seperti wanita telanjang dengan dada terbuka
  3. Ditemukannya alat – alat dapur dari tanah liat, periuk – periuk dan pembakaran batu – bata
  4. Arca yang melukiskan manusia, lembu menyerang harimau, lembu bertanduk dan binatang angan – angan yang disucikan. Penemuan – penemuan ini membuktikan tingginya peradaban Harappa.

Dari penemuan – penemuan diatas dapat disimpulkan :

  1. Adanya perkotaan yang rapi dengan jalan lurus, rumah menghadap jalan dan kota yang bersih.
  2. Bangsa Dravida telah mengerti aturan pemerintahan (gramma), memiliki corak kesukuan, serta bermata pencaharian bertani.
  3. Sudah mengenal kepercayaan agama keibuan
  4. Peradaban bangsa Dravida diebut juga peradaban pra Hindu.

Di wilayah Mohenjodaro tidak ditemukan adanya tempat penguburan jenazah seolah menunjukkan adanya kebiasaan membakar jenazah. Namun di Harappa ada kalanya tulang belulang yang tidak dibakar disimpan dalam tempayan. Bukti tersebut menunjukkan bahwa di Harappa memiliki kebiasaan mengubur jenzah tetap ada.

Baca Juga : Sejarah Peradaban Mesir Kuno

Runtuhnya Peradaban Bangsa Dravida

Peradaban Sungai Indus mengalami masa – masa kemunduran pada milenium kedua Sebelum Masehi dan nyaris lenyap pada 1500 SM ketika kedatangan bangsa Arya yang menyerbu daerah barat laut India. Beberapa teori menyatakan bahwa jatuhnya peradaban Sungai Indus diakibatkan oleh kekeringan yang dahsyat yang dialami oleh bangsa Dravida. Dimungkinkan hal tersebut berasal dari letusan gunung berapi karena letaknya berada di dekat kaki gunung. Faktor wabah penyakit juga dikaitkan dengan kemusnahan peradaban Dravida pada saat itu. Namun dugaan paling kuat adalah Bangsa Arya yang memporak – porandakan kebudayaan Bangsa Dravida.

Hal ini sesuai dengan Kitab Weda yang menyatakan bahwa bangsa yang dikalahkan adalah bangsa Dahsyu yang tak berhidung. Dugaan tersebut didasarkan pada anggapan bahwa mereka tidak suka berperang yang terlihat dari kurangnya teknologi persenjataan mereka dengan kualitas ujung tombak maupun pedang mereka. Bukti lain yaitu adanya tulang belulang yang berserakan di ruangan besar menuju pemandian dimana tulang belulang wanita dan anak – anak tersebut berbentuk fisik seperti menggeliat yang mengindikasikan adanya serangan apalagi dilihat dari bentuk leher yang terbawa ke bagian kepala ketika kepala itu terlepas dari tubuh. Diduga sekitar tahun 500 SM kota peradaban Dravida runtuh.

Runtuhnya kebudayaan lembah Sungai Indus dapat dibedakan menjadi beberapa teori, diantaranya :

  • Di daerah Punjab ditemukan air dengan kadar garam yang cukup tinggi yang diperkirakan penyebab runtuhnya bangunan pemukiman
  • Ahli geografi, N. Daldjoeni memperkirakan adanya penebangan liar di lereng Himalaya menyebabkan terjadinya erosi yang pada perkembangannya menimbun berbagai kota di lembah Indus.
  • Sungai Indus sering terjadi banjir yang lama kelamaan merendam dan menimbun dengan lumpur kota – kota di sepanjang Sungai Indus
  • Ditemukannya sejumlah kernagka jenazah yang berserakan mengindikasikan adanya pembantaian yang diduga dilakukan oleh bangsa berbahasa Sansekerta.

Sejak 1500 SM, peradaban Mohenjodaro-Harappa runtuh, selanjutnya tidak lama berselang Bangsa Arya masuk ke India lewat Iran. Saat itulah dimulai masa baru dalam perkembangan kebudayaan bangsa Arya. Pada perkembangannya terjadi percampuran kebudayaan antara Arya dan Dravida yang membentuk kebudayaan India yang kita ketahui sekarang ini.

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

5 thoughts on “Sejarah Bangsa Arya dan Bangsa Dravida Peradaban India Kuno”

  1. Salam sejahtera pak,maaf setahu saya Sudra dan waisya/vaisya adalah istilah yang menunjuk pada kasta.Sudra adalah kasta rakyat jelata yang berprofesi sebagai pekerja kasar.Sementara Waisya/Vaisya adalah menunjuk pada para kaum pedagang dan petani saat itu.Selain itu ada kasta brahmana dan kasta ksatria.Kasta brahmana menunjuk pada kaum pertapa atau orang-orang yang telah meninggalkan kehidupan duniawi untuk mengkhususkan diri dalam pembinaan spiritual.Sedangkan ksatria/satria adalah kaum bangsawan, seperti para raja-raja dan serta kerabatnya.

    Dan Saiwa dan waisnawa sediri adalah merupakan subkepercayaan yang berkembang dan di anut kaum brahmana pada saat itu yang nantinya di klasifikasikan menjadi bagian ajaran agama Hindu.

    Agama Hindu sendiri menunjuk pada penggabungan berbagai macam bentuk kepercayaan yang berkembang di sekitar wilayah sungai Indhus,yang bersifat politeisme dengan struktur filsafat yang rumit.Poleteisme itu sendiri sebenarnya merupakan penggambaran peran-peran Tuhan yang fundamental dalam berbagai aktivitas manusia,yang mana pada hakikatnya Tuhan adalah Esa dan Sunyata atau dalam bahasa Bali sering di sebut acintya yang bermakna yang tidak terjelaskan.?

    Reply

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah