Dinasti Hsia (21-17 SM)

Rahmad Ardiansyah

Dinasti Hsia merupakan dinasti pertama dalam sejarah Tiongkok yang berlangsung hampir 500 tahun antara abad ke 21 hingga 16 SM. Wilayah kekuasaan Dinasti Hsia terbentang dari bagian selatan Provinsi Shanxi Tiongkok Utara dan bagian barat Provinsi Henan Tiongkok Tengah. Da Yu merupakan pendiri dari Dinasti Hsia dan merupakan tokoh pahlawan yang berhasil menjinakkan banjir serta memberi kehidupan tentram bagi rakyat Tiongkok. Da Yu dipercaya telah menjinakkan Sungai Kuning yang setiap tahun meluap sehingga mendapatkan dukungan dari marga dan akhirnya mendirikan Dinasti Hsia. 

Berdirinya Dinasti Hsia menandakan berakhirnya masa primitif di Tiongkok yang digantikan dengan masyarakat sistem milik pribadi dimana muncul juga sistem perbudakan. Pada akhir Dinasti Hsia, terjadi kekacauan politik dalam keluarga Kerajaan Hsia dan kontradiksi kelas semakin meruncing. Raja Xia Jie yang merupakan raja terakhir Dinasti Hsia naik tahta, ia memiliki sifat suka berfoya – foya tanpa memikirkan perbaikan pemerintahannya sendiri. Setiap hari ia cuma minum – minuman dan main – main dengan selirnya tanpa peduli penderitaan rakyat. Menteri yang mengajukan nasehat dibunuh oleh Xia Jie. Negara – negara kepangeranan dari Dinasti Hsia beramai – ramai melakukan pemberontakan. Muncul seorang bernama Shang yang mengambil kesempatan  untuk menyerang Xia Jie dan akhirnya bisa mengalahkannya. Xia Jie meninggal dalam pelariannya di Nan Cao dan berakhirlah Dinasti Hsia.

Wilayah Dinasti Hsia

Oleh karena sumber sejarah yang membahas tentang Dinasti Hsia sangat sedikit, keberadaan Dinasti Hsia masih menjadi kontroversi. Namun, genealogi Dinasti Hsia tercatat dalam catatan sejarah sebuah buku terkenal di Tiongkok. Para arkeolog menggunakan sumber instrumen arkeologi dalam menemukan peninggalan materi dan budaya Dinasti Hsia untuk mengembalikan sejarah dinasti sebagai mana adanya.

Sejak tahun 1959, para arkeolog telah melakukan penyelidikan atas pertilasan Dinasti Hsia. Kini, sebagian besar ilmuwan berpendapat bahwa, untuk menjajaki budaya Dinsati Hsia, para ilmuwan perlu mempelajari petilasan Erlitou, Yanshi, Provinsi Henan Tiongkok Tengah. Menurut hasil pengetesan, keberadaan petilasan tersebut diperkirakan berasal dari tahun 1.900 tahun SM termasuk dalam lingkup kronologi Dinasti Hsia. Meskipun hingga sekarang belum ada cukup bukti mengenai Dinasti Hsia, namun dari hasil penyelidikan tersebut dengan kuat telah mendorong penjajakan budaya Dinasti Hsia. Alat – alat hasil budaya yang ditemukan dari budaya Erlitou adalah alat dari batu, alat – alat dari tulang dan kulit. Didasar sejumlah rumah terdapat lubang abu dan dinding kubur dan terdapat pula bekas  penggalian tanah dengan alat dari kayu. Dengan alat – alat yang masih sederhana dan primitif tersebut, rakyat pekerja mengembangkan kerajinan dan kecerdasannya untuk menjinakkan sungai, menggarap tanah dan mengembangkan produksi.

Walaupun hingga kini belum ditemukan alat – alat perunggu di petilasan Dinasti Hsia, namun Petilasan Kebudayaan Erlitou sudah ditemukan alat – alat seperti pisau, tusuk, pahat serta senjata bejana dari perunggu. Disisi lain ditemukan juga bekas tempat pengecoran perunggu dan digali sisa tembikar dan perunggu serta keping ketel pengecoran. Selain itu pada petilasan Kebudayaan Erlitou ditemukan banyak benda jade atau giok yang taraf pembuatannya cukup tinggi seperti seperti barang hiasan bertahtakan batu permata dan alat musik yang terbuat dari batu. Hal ini menunjukkan teknik kerajinan tangan dan pembagian kerja intern telah mengalami kemajuan.

Dalam dokumen kuno yang paling patut dicermati adalah adanya sistem penanggalan yang dipakai oleh Dinasti Hsia. Menurut dokumen tersebut, Dinasti Hsia sudah bisa memastikan bulan menurut posisi yang ditunjukkan oleh gagang bintang kejora, itulah sistem penanggalan awal Tiongkok. Sesuai dengan urutan 12 bulan penanggalan Dinasti Hsia masing – masing tercatat astrologi, meteorologi dan  lain – lain berkaitan dengan kegiatan pertanian dan pemerintahan yang perlu dikerjakan. Pada taraf tertentu telah mencerminkan taraf perkembangan produksi pertanian Dinasti Hsia dan menyimpan pengetahuan ilmu yang relatif bernilai dan paling tua di Tiongkok.

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah